Selamat HUT Ke-178

GMIM "Setia Kudus" Pondang

Sinode GMIM

Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa

Rabu, 16 Juli 2014

HUT Jemaat GMIM " Setia Kudus" Pondang Ke-177

Jemaat Pondang didirikan pada tahun 1837, tepatnya 17 Juli 1837 yang ditandai dengan pembaptisan anggota jemaat yang pertama. Dan pada tanggal 22 November 1998, jemaat ini diberikan nama oleh salah satu sesepuh dan Putra Kampung yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Utara Bpk. Mayjen TNI E.E. Mangindaan, yang memberikan nama "Setia Kudus" sebagai nama resmi jemaat yang diambil pada pembacaan Khotbah pada ibadah Minggu tersebut yaitu dalam kitab Zakharia 8:3. Pada tahun 2014 gereja tua ini genap 177 tahun melayani Tuhan. Ibadah perayaan Hari Ulang Tahun pada tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2014 dan ibadah dimulai tepat pukul 10.00, sedangkan pada hari ini tepatnya tanggal 17 Juli 2014 hanya akan dilaksanakan ibadah pembukaan rangkaian kegiatan lomba Kesenian dan Olahraga dalam peringatan HUT Jemaat ke-177..
Sebagai bagian dari Jemaat, maka dengan penuh sukacita iman dan rasa cinta yang mendalam kami Komisi Pelayanan Remaja Jemaat GMIM "Setia Kudus" Pondang mengucapkan Selamat Hari Ulang Tahun yang ke-177, semoga Kasih Tuhan Yesus akan selalu bersama seluruh Jemaat. Amin.

Sabtu, 12 Juli 2014

MTPJ 13 - 19 Juli 2014

TEMA BULANAN: “Berdemokrasi Dalam Ekonomi Yang Berkeadilan
TEMA MINGGUAN : “Kejujuran Sebagai Senjata Melawan Korupsi” 

Bahan Alkitab:  Keluaran 22:1-5; Kisah Para Rasul 5:1-11

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Korupsi telah menjadi tema penting dalam pemberitaan di media masa, televisi dan berbagai surat kabar nasional maupun internasional sekarang ini. Tidak ada orang ataupun kelompok yang dapat memprediksi kapan pemberitaan ini akan berakhir. Tidak sedikit warga negara termasuk di dalamnya warga Gereja yang disangkakan dan telah menjadi tersangka kasus korupsi. Korupsi telah menjadi musuh yang sangat menakutkan, yang harus dikalahkan bahkan dihilangkan di negara Republik Indonesia ini. Walaupun harus disadari perjuangan itu tidaklah mudah, membutuhkan kerja keras dari semua pihak termasuk di dalamnya peran warga Gereja.
Panggilan Gereja di tengah dunia ini adalah menyatakan kehendak Tuhan dalam segala aspek kehidupan manusia. Perang melawan Korupsi menjadi komitmen Gereja di masa kini. Korupsi adalah  perbuatan melawan hukum, penyalah gunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana, memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi(kelompok), dan merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Mencuri artinya mengambil milik orang lain tanpa izin atau dengan tidak sah.
Sehubungan dengan hal ini maka diangkatlah tema Kejujuran Sebagai Senjata melawan Korupsi. Hal ini bermaksud memberikan pemahaman bahwa memberantas Korupsi tidaklah cukup oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan semua lembaga hukum yang terkait, tetapi memberantas Korupsi juga datang dari sikap warga Gereja untuk hidup dalam kejujuran.
             
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Keluaran 22:1-5 menjelaskan beberapa hal penting yang sangat berkaitan erat dengan kehidupan umat Israel.
Pertama mencuri. Jangan mencuri adalah bunyi dari Kesepuluh Hukum (Keluaran 20:15). Mencuri adalah tindakan dengan sengaja mengambil milik orang lain, seperti mencuri lembu dan mencuri domba. Mencuri dapat membuat orang lain kehilangan harta milik termasuk kehilangan mata pencaharian.
Kedua lembu dan domba adalah kawanan binatang yang memiliki arti  dalam kelangsungan hidup umat Israel. Lembu berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk meng angkat dan memindahkan barang, juga digunakan dalam pekerjaan bertani sehari-hari. Domba dicukur rambutnya menjadi kain wol, dipotong dan dimakan. Dengan demikian dalam tradisi kehidupan umat Israel lembu dan domba menjadi binatang yang sangat mahal harganya dan siapa yang memilikinya dapat dikategorikan sebagai orang kaya.
Ketiga membayar ganti rugi merupakan keharusan bagi mereka yang kedapatan mencuri, yaitu lima ekor lembu mengganti seekor lembu dan empat ekor domba mengganti seekor domba. Ganti rugi juga dikenakan kepada seseorang yang membiarkan ternak nya merusak atau memakan habis ladang orang lain, maka ia harus mengganti dengan hasil yang terbaik dari kebun anggurnya. Besarnya ganti rugi sebagaimana yang diatur dalam hukum Israel sangatlah erat hubungannya dengan sikap penolakkan terhadap perbuatan tersebut, sekaligus sebagai bentuk pengajaran kepada umat untuk memahami bahwa harta milik adalah pemberian Tuhan Allah kepada umat-Nya yang harus dijaga dan dipelihara bersama.
Keempat pembunuhan, tradisi israel memungkinkan terjadinya penghakiman terhadap pencuri ketika dengan jelas kedapatan melakukan pencurian sebelum matahari terbit, resikonya dipukuli sampai mati. Tetapi jika tindakan memukuli sampai mati di lakukan setelah matahari terbit dianggap sebagai tindakan melawan hukum.
Pencurian terjadi diakibatkan oleh karena pelaku tidak lagi memiliki kemampuan serta kemauan untuk hidup jujur, baik terhadap Tuhan Allah maupun terhadap sesamanya manusia. Jelas tindakan ini sangat menggangu kelangsungan hidup sebagai umat Tuhan. Dan yang paling penting adalah, tindakan-tindakan itu menodai kekudusan hidup sebagai bangsa pilihan Tuhan. Pemberian peraturan atau hukum sebagaimana yang dijelaskan pada bagian ini, tidaklah sebatas pada melindungi harta milik seseorang tetapi juga bertujuan agar kelangsungan hidup umat tetap ada. Pencurian lembu dan domba serta tindakan pembunuhan mengancam kelangsu ngan hidup. Kehilangan lembu dan domba meng akibatkan pemilik akan kehilangan mata pencaharian. Dan ganti rugi yang menjadi keharusan pencuri tujuannya bukan agar pemilik domba dan lembu serta pemilik kebun anggur kembali mendapatkan kembali milik mereka, tetapi lebih dari pada itu yakni agar kekudusan hidup umat Tuhan tetap terjaga dan terpelihara.
Kitab Kisah Para Rasul 5:1-11 juga menjelaskan keberadaan dari umat Tuhan yang telah kehilangan kejujuran oleh karena memenuhi keinginan sendiri. Mereka ialah Ananias dan Safira, suami istriyang tinggal dan menjadi anggota gereja mula-mula diYerusalem. Kisah tragis Ananias dan Safira adalah bahwa mereka mendustai Roh Kudus karena dikuasai Iblis. Harta hasil penjualan tanahnya tidak diberikan seluruhnya sebagai persembahan di dekat kaki Rasul (Petrus). Suami istri ini bersepakat untuk berdusta. Lalu keduanya mati, yang pertama Ananias, lalu tiga jam kemudian Safira, yang bersaksi sama (dusta) dengan suaminya.
Dari kisah ini, orang Kristenmendapat pelajaran iman, salah satunya adalah ketulusan kasih terhadap Tuhan. Ananias dan Safira adalah salah satu contoh orang yang tidak tulus dan jujur, sehingga Tuhan menghukum mereka. Simon Petrus dianggap sebagai seorang yang berwibawa dan dapat menentukan nilai moral dalam kehidupan orang Kristen waktu itu, bahkan dia dipenuhi Roh Kudus sehingga dapat mengetahui seseorang yang sedang berbohong. Kisah yang diambil dari kehidupan jemaat perdana ini merupakan realitas bahwa di balik kehidupan jemaat yang begitu rukun dan selalu melakukan kebersamaan, ternyata juga memiliki sisi gelap.
Dari kisah dalam Keluaran 22:1-5 dan Kisah Para Rasul 5:1-11 dengan tegas menolak praktek hidup yang berlawanan dengan kehendak Tuhan, seperti mencuri dan berdusta. Prilaku hidup seperti ini menggambarkan bahwa orang-orang yang melakukannya jelas mereka tidak memiliki kejujuran. Hukum diberikan kepada manusia agar Kejujuran hidup dipelihara sekaligus menjadi kekuatan untuk memberantas terjadinya korupsi dan berbagai tindakan penyalahgunaan.

Makna dan Implikasi Firman
Dewasa ini kesejahteraan hidup manusia menjadi perhatian besar dari Gereja dan Pemerintah. Karena itu berbagai program yang dijalankan baik oleh Gereja dan Pemerintah tujuannya adalah demi kesejahteraan hidup warga gereja dan warga masyarakat. Tantangan bagi Gereja dan Pemerintah sekarang ini ialah korupsi. Perbuatan Korupsi tidak hanya sebatas menggangu perekonomian, melainkan telah merusak perekonomian masyarakat. Dampak yang besar dari tindakan korupsi adalah menghambat terlaksananya program pengentasan kemiskinan, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh lembaga-lembaga gerejawi.
Kitab Keluaran 22:1-5 mengingatkan setiap orang percaya betapa pentingnya mengenal, tahu dan mengerti tentang hukum, serta mampu menjalani kehidupan berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku. Dengan demikian warga gereja/orang-orang percaya terhindar dari berbagai konsekuensi hukum dan terhindar dari perbuatan melawan hukum yang jelas-jelas merusak kekudusan hidup sebagai umat Tuhan. Kitab Kisah Para Rasul 5:1-11 mengajak setiap orang untuk hidup dalam kejujuran. Taat pada hukum dan hidup dalam kejujuran menjadi kekuatan Gereja untuk ikut serta memberantas korupsi dan mengentaskan kemiskinan.
Marilah kita hidup jujur dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada Roh Kudus sebab Itulah satu-satunya cara menghancurkan godaan iblis, antara lain perbuatan Korupsi. Saat kita mengakui perasaan dan motivasi kita yang sebenarnya pada orang lain, serta mengakui kesalahan yang sebenarnya dan minta orang lain mendoakan kita, itu berarti kita membuka hati menerima pertolongan kuasa Tuhan untuk mengubah hidup kita. Kita tahu bahwa suatu hari orang itu akan bertanya apa yang terjadi dan kita harus mengatakan dengan jujur. Kita ingin siap ketika waktu itu datang, karena dengan kejujuran, kita akan lebih memperhatikan ke- hormatan Tuhan dan kesaksian atas gereja Tuhan. Jadi kita harus mengizinkan Roh Yesus Kristus untuk membawa kita lebih serupa dengan-Nya.

PERTANYAAN DISKUSI
1. Apa pendapat saudara mengenai peraturan/hukum yang diberlakukan berdasarkan kitab Keluaran 22:1-5?
2. Jelaskan arti dari mendustai Roh Kudus menurut Kisah Para Rasul 5:1-11 ini?
3. Bagaimana cara kita menghindarkan diri dari berbagai godaan iblis yang ada disekitar kita!

NAS PEMBIMBING :  Mazmur 32:11
POKOK-POKOK DOA :
  •  Tugas Pemberantas Korupsi
  •  Tugas Penggembalaan Gereja
  •  Peran serta Gereja, Masyarakat dan Pemerintah dalam upaya peningkatan Ekonomi masyarakat.

TATA CARA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK  II

NYANYIAN YANG DIUSULKAN :
Kemuliaan Bagi Allah: KJ. No.7
Sesudah Doa Penyembahan : NNBT.No.4
Pengakuan Dosa : NKB No. 10
Janji Anugerah Allah: NNBT No.27
Ses Puji-pujian: NKB No. 3
Persembahan: KJ.No.281
Penutup : NNBT No.28

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.

Karantina Remaja Teladan Sinode GMIM tahun 2014

Karantina Remaja Teladan Sinode GMIM tahun 2014
Sebanyak 50 peserta Remaja Teladan (Retel) Sinode GMIM menjalani tahap karantina. Tahap ini  berlangsung empat hari, Kamis-Minggu (13 -14) di Wisma Lorenzo, Lota, Pineleng. Tahap karantina diawali ibadah pembukaan yang dipimpin Ketua Komisi Pelayanan Remaja Sinode (KPRS) GMIM Pnt Ir Moody Rondonuwu MT. Dalam khotbahnya yang mengacu dari Kitab Daniel 1:1-12, Kak Moody, demikian ia biasa disapa memberi motivasi kepada peserta agar meneladani kehidupan dan keimanan seorang Daniel. "Ia selalu mengandalkan Tuhan, hidup kudus dan benar. Karena kesetiaannya, Ia bisa menjadi kesaksian yg hidup bagi anak muda dijamannya dan berhasil dalam semua yang dijalaninya. Kiranya kalian bisa seperti Daniel," jelas Moody. Ketua Panpel Remaja Teladan Sinode GMIM 2014, Pnt Dayke Rarobong, Sekretaris KPRS Pnt Iwan Frederik.SE, Ketua pokjabid Data/Umum Pnt Melky Pattiwael,SIK dan Sekbid Pokja PMB Rudy Ratag mengatakan, selama karantina, peserta akan menjalani beberapa sesi, baik materi maupun kegiatan pengembangan kepribadian. "Materi yang akan diberikan antara lain, kepemimpinan dan organisasi, dogma/ajaran gereja, visi,misi dan motivasi pelayanan,  public speaking dan good performance, spiritualitas Remaja GMIM, keppribadian, keremajaan, talent show dan lainnya," jelas Rarobong.

JADWAL KARANTINA REMAJA TELADAN TAHUN 2014

JAMKAMIS, 10 JULI 2014JUMAT, 11 JULI 2014SABTU, 12 JULI 2014MINGGU, 13 JULI 2014
4.305.00 SATESATESATE
5.005.30 PERSIAPAN PERSIPAN OLAH RAGA 
5.306.00 OLAH RAGAOUT BOND
6.006.30 
6.307.00REGISTRASIMCKMCK
7.007.30PEMBAGIAN KAMARPRAISE AND WORSHIPPRAISE AND WORSHIPPERSIAPAN IBADAH
7.308.00PERKENALANSARAPANSARAPAN
8.008.30SARAPANMATERI VIPOKJA PMBSARAPAN
8.309.00IBADAH BUKADOGMA DAN AJARAN  GEREJAPIDATOIBADAH MINGGU
9.009.30
9.3010.00
10.0010.30MATERI IMATERI VII
10.3011.00MENGHAYATI HIDUP BARUKEPEMIMPINAN DAN ORGANISASI
11.0011.30SHARING BERSAMA ORANG TUA
11.3012.00POKJA P3SDM
12.0012.30MAKAN SIANGMAKAN SIANGMAKAN SIANGMAKAN SIANG
12.3013.00MATER IIMATERI VIIIPOKJA INFOKOMPEMILIHAN KAKAK
13.0013.30FIRMAN DAN DOA (REMAJA DAN SAAT TEDUH)MOTIVASIKARYA TULIS DAN PENGETAHUAN ALKITAB
13.3014.00IBADAH TUTUP
14.0014.30POKJA PELSIS
14.3015.00MATERI IIIMATERI IX PULANG
15.0015.30KEREMAJAAN GMIMENTREPRENEURSHIP 
15.3016.00
16.0016.30POKJA PSPPKPOKJA HOK
16.3017.00MCK MCKMCK 
17.0017.30KPRS TIMEDEBATPOKJA MOM
17.3018.00MATERI IVPERSIAPAN TALENT SHOW
18.0018.30PUBLIC SPEAKING
18.3019.00MAKAN MALAM
19.0019.30APITALENT SHOW 
19.3020.00MAKAN MALAMMAKAN MALAM
20.0020.30DATA DAN UMUMMATERI X
20.3021.00MATERI VJURNALIS
21.0021.30ETIKA
21.3022.00FKPRT TIMEROS
22.0022.30REMAREMA
22.3023.00   

Selasa, 08 Juli 2014

Pesan Pastoral MPH-PGI Kepada Segenap Umat Kristen untuk Berpartisipasi dalam Pemilu 2014

Pesan Pastoral MPH-PGI Kepada Segenap Umat Kristen untuk Berpartisipasi dalam Pemilu 2014
PGI – Jakarta. Tahun 2014 adalah Tahun Politik, sebab pada tahun ini akan berlangsung 2 (dua) Pemilihan Umum (Pemilu), yaitu Pemilu Legislatif untuk memilih Anggota DPR, DPD dan DPRD pada 9 April 2014 dan Pemilu Presiden pada 9 Juli 2014. PGI sebagai lembaga keumatan yang menaungi sebagian besar gereja-gereja di Indonesia, menyampaikan Pesan Pastoral kepada segenap umat Kristen di Indonesia agar berpartisipasi dalam Pemilu 2014. selengkapnya Pesan Pastoral dari Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia sebagai berikut:
Icon PDF Download

Unduh Pesan Pastoral MPH-PGI untuk PilLeg 2014

Tolak Politik Uang, Pilihlah dengan Hati Nurani dan Jangan Golput!

Saudara-saudara Umat Kristiani di Indonesia,
Tahun 2014 adalah Tahun Politik, sebab pada tahun ini akan berlangsung 2 (dua) Pemilihan Umum (Pemilu), yaitu Pemilu Legislatif untuk memilih Anggota DPR, DPD dan DPRD pada 9 April 2014 dan Pemilu Presiden pada 9 Juli 2014. Hasil kedua Pemilu tersebut akan mengganti seluruh anggota parlemen dan mengganti Presiden dan Wakil Presiden kita. Dalam menyambut dua peristiwa penting itu, maka ruang publik kita selama tahun ini akan diisi oleh berbagai wacana dan informasi politik untuk mewarnai dan memaknai pelaksanaan Pemilu 2014 ini. Tentu ada wacana dan informasi yang membangun dan mencerdaskan, namun ada juga yang bersifat pembodohan dan penggiringan opini. Karena itu, sebagai warga negara, kita perlu lebih hati-hati dan cermat dalam mencerna semua itu agar kita tidak terjerumus dalam pemaknaan yang keliru tentang Pemilu. Kita hendaknya tidak mudah terpengaruh oleh bujuk rayu dan pencitraan yang makin masif menghampiri kita.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Pemilu selalu menjadi peristiwa penting yang menarik bagi setiap warga negara. Pemilu juga selalu memiliki makna eksistensial bagi sebuah negara, sebab Pemilu adalah mekanisme pendelegasian kedaulatan rakyat kepada mereka yang hendak memegang kekuasaan di pemerintahan. Pemilu juga adalah mekanisme pergantian pemegang kekuasaan secara periodik dan tertib. Dan dalam konteks Indonesia yang majemuk, Pemilu juga menjadi penting sebagai mekanisme pemindahan berbagai macam perbedaan dan pertentangan kepentingan dari masyarakat ke dalam lembaga legislatif dan eksekutif untuk dibahas dan diputuskan secara terbuka dan beradab. Dalam pengertian ini maka Pemilu merupakan kanalisasi konflik dan perbedaan yang ada dalam masyarakat. Dengan demikian, Pemilu tidak hanya sekedar bahwa setiap warga negara akan secara langsung menyalurkan hak politiknya untuk menentukan para pimpinan negara, tapi juga menjadi momentum dimana rakyat menaruh harapan akan adanya perubahan dan perbaikan kehidupannya ke arah yang lebih baik. Bahkan Pemilu bisa menjadi alat kontrol dan kritik rakyat secara langsung bagi jalannya kekuasaan pemerintahan.
Namun demikian, kami menyadari bahwa Pemilu tahun ini berlangsung dalam suasana sosial politik yang sulit, yang membuat rakyat makin pesimis dan apatis terhadap Pemilu itu sendiri. Korupsi berlangsung di mana-mana, yang dilakukan oleh para pengurus partai politik, para pejabat dan para pemimpin bangsa, yang dipilih dalam Pemilu. Para pemimpin politik kita dengan rakus dan tanpa malu memanfaatkan posisi istimewa mereka untuk mengeruk habis harta kekayaan negara bagi kepentingan mereka sendiri dan partainya. Para anggota DPR pun lebih banyak memperjuangkan kepentingannya sendiri dan kelompoknya, ketimbang mendahulukan kepentingan rakyat banyak. Begitu pula, para pimpinan lembaga eksekutif, lebih sibuk dengan urusan pribadi dan keluarganya ketimbang mengurus rakyat. Semua ini berlangsung di depan mata rakyat, seolah tak ada yang salah dan tanpa bisa dihentikan, minimal sebelum pejabat bersangkutan masuk bui. Akibatnya rakyat menjadi kecewa, marah dan muak dengan para politisi sehingga cenderung malas untuk berpartisipasi dalam Pemilu. Situasi ini yang membuat mengapa pembangunan demokrasi kita seakan berjalan di tempat dan sulit mendapatkan makna substansialnya. Demokrasi kita dibajak oleh perilaku korup dan rakus para elit politik.
Bersamaan dengan itu, muncul pula sejumlah pertanyaan elementer yang terasa sulit untuk dijawab. Apakah sebenarnya demokrasi itu? Apa pentingnya demokrasi bagi kita? Untuk apa kita berdemokrasi? Masih adakah masa depan demokrasi di negeri yang pluralistik ini? Bagaimana pula perspektif demokrasi (Pancasila) yang diharapkan? Kalau demokrasi itu adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, mengapa kemudian rakyat dan warga masyarakat menjadi skeptis dan apatis terhadap praktek berdemokrasi itu sekarang ini? Mengapa demokrasi tidak menghasilkan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat? Mengapa tatanan kehidupan politik nasional semakin diwarnai dengan kekerasan dan anarkis dalam proses demokrasi sekarang ini? Apa yang salah dengan demokrasi kita? Demikian juga, Pemilu sebagai salah satu elemen penting demokrasi terasa seolah makin tak penting lagi. Kalau begitu, apa pentingnya Pemilu bagi kita sekarang?
Mengapa Harus Memilih?
Dalam kondisi seperti itu, memang sangatlah sulit untuk meyakinkan dan membangun optimisme rakyat untuk ikut berpartisipasi dalam Pemilu. Namun demikian, kami merasa bahwa ikut berpartisipasi dalam Pemilu tetap penting. Justru menjadi semakin penting di tengah apatisme rakyat yang semakin tinggi. Karena itu, Sidang MPL PGI 2014 di Merauke, Papua, menganjurkan agar warga gereja ikut secara aktif berpartisipasi dalam Pemilu 2014 dan tidak “golput.” Setidaknya ada 4 (empat) alasan yang bisa dikemukakan, yaitu:
  1. Dalam Sidang Raya PGI 1972 di Pematang Siantar, Sumatera Utara, berdasarkan Lukas 4:18-19, gereja-gereja menegaskan bahwa “Injil adalah ‘Kabar Baik’ yang diperuntukkan bagi setiap orang. Injil yang konkrit memasuki berbagai persoalan konkrit manusia. Gereja-gereja diajak dan didorong untuk melibatkan diri dalam pembangunan nasional, sebab di sanalah Kabar Baik didengar dan dirasakan, asal saja berbagai upaya itu dilakukan dengan memperhatikan keadilan, martabat manusia, kesejahteraan dan sebagainya. Manusia tidak boleh dikorbankan bagi pembangunan, melainkan pembangunan untuk manusia. Itu berarti bahwa gereja-gereja tidak boleh lagi mengurung dirinya dalam tembok-tembok gereja (ghetto). Gereja harus memasuki seluruh bidang kehidupan, termasuk bidang politik.” Sejak itu, gereja-gereja meyakini bahwa partisipasi warga gereja dalam Pemilu merupakan wujud nyata tanggungjawab politik dalam pembangunan demokrasi bangsa ini. Ikut memilih adalah bagian dari upaya untuk menyampaikan Kabar Baik bagi bangsa ini. Karena itu, ikut memilih tak hanya merupakan upaya untuk melaksanakan hak konstitusional sebagai warga negara, tapi lebih dari pada itu merupakan tanggungjawab iman sebagai warga gereja yang hidup di tengah-tengah bangsa ini.
  2. Pemilu adalah alat kontrol dan kritik terhadap kekuasaan. Karena itu, di dalam Pemilu terjadi apa yang disebut sebagai reward and punishment. Rakyat akan menghargai dan mengapresiasi partai atau penguasa yang dinilai sungguh-sungguh bekerja untuk mereka, dengan cara memilihnya. Sebaliknya, rakyat akan menghukum  partai atau penguasa yang tidak bekerja secara baik bagi, oleh dan untuk mereka, dengan cara tidak memilihnya. Karena itu, kami berharap bahwa dengan memilih kita akan ikut menentukan arah perubahan bangsa ini ke depan.
  3. Sebagaimana kita ketahui dan alami bersama, partisipasi rakyat dalam Pemilu cenderung menurun. Fenomena ini dapat saja kita maknai sebagai kritik atau ekspresi kekecewaan masyarakat terhadap hasil Pemilu yang ternyata tidak membawa akibat terhadap perbaikan kehidupan dan kesejahteran rakyat serta terciptanya keadilan. Namun demikian, jika kecenderungan seperti ini terus berlangsung maka akan mengurangi derajat legitimasi substansial Pemilu yang secara langsung akan berimplikasi terhadap kurangnya legitimasi moral dari pemimpin yang akan terpilih. Kami merasa bahwa dalam konteks transisi demokrasi yang belum sempurna ini, legitimasi legal-formal belumlah cukup, diperlukan juga legitimasi moral. Legitimasi moral terhadap hasil Pemilu ini penting untuk memberikan derajat kewibawaan yang cukup bagi para pemimpin yang akan terpilih.
  4. Pemilu kita menggunakan sistem yang rumit, yaitu: proporsional terbuka dengan suara terbanyak. Semakin rumit sebuah sistem Pemilu maka semakin besar kemungkinan untuk melakukan kecurangan atau manipulasi suara. Berdasarkan pengalaman pelaksanaan Pemilu di Era Reformasi, tingginya angka golput sering menjadi modus kecurangan dan manipulasi suara. Dalam hal ini, ikut memilih kita maknai sebagai upaya untuk semakin menutup ruang kecurangan dan manipulasi suara.
Berdasarkan keempat alasan tersebut, PGI berpendapat bahwa menjadi golput adalah sikap yang tidak tepat saat ini! Kalaupun saat ini dirasakan bahwa belum atau tidak ada partai (atau calon) yang baik dan benar-benar dapat mewakili aspirasi masyarakat, perlulah disadari bahwa kita berada dalam situasi minus malum, yaitu situasi dimana kita sulit menemukan atau bahkan tidak ada “figur” yang baik dan bermutu. Karena itu, yang kita lakukan sekarang adalah memilih “yang kurang buruk dari yang buruk’, sambil terus berdoa agar terjadi “pertobatan politik” supaya hasil Pemilu 2014 dapat membawa kebaikan bagi bangsa ini.
Seruan Pastoral PGI
Untuk itu, menghadapi Pemilu Legislatif yang akan berlangsung pada hari Rabu, 9 April 2014 nanti, MPH PGI menyerukan hal-hal sebagai berikut:
1. Kepada Penyelenggara Pemilu
Kami menyadari bahwa tugas sebagai penyelenggara Pemilu bukanlah tugas yang mudah. Kritik pedas dan kecaman keras bahkan caci maki harus sering Anda alami dan rasakan. Tapi meski berat, ini merupakan tugas yang mulia dan suci. Karena itu, tetaplah teguh dan sabar serta jangan berputus asa! Terus berkomitmen melaksanakan tugas itu dengan baik dan benar. Jangan tergoda oleh tawaran suap! Kedepankan integritas dan moralitas Kristiani dalam melaksanakan Pemilu. Kami mendoakan agar Anda dapat melaksanakan tugas dengan baik dan benar sehingga menjadi berkat bagi bangsa ini.
2. Kepada Calon Anggota Legislatif
Kami menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi untuk kesediaan Anda memberi diri menjadi Caleg dalam Pemilu 2014. Sebab kami menyadari bahwa tidaklah mudah menjadi caleg dalam carut-marut politik saat ini. Namun kami yakin bahwa pilihan itu merupakan wujud panggilan iman Anda untuk membangun bangsa ini ke arah yang lebih baik. Ini merupakan panggilan yang suci! Karena itu, kami berharap agar dalam proses Pemilu Anda tetap santun, mengedepankan damai dan cinta kasih, mengikuti aturan yang berlaku dan tidak melakukan politik uang. Jangan menjual isu SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan) dalam kampanye dan penggalangan dukungan, sebab itu akan semakin merusak NKRI. Jadilah caleg yang berintegritas dan raihlah kemenangan dengan cara-cara yang bermartabat dan terhormat! Sebab hanya dengan demikianlah Anda akan menjadi Saksi Kristus yang baik bagi bangsa ini. Kami berdoa agar Anda berhasil dalam Pemilu ini.
3. Kepada Pemilih
Kami menyadari bahwa tidaklah mudah menentukan siapa yang akan Anda pilih dalam Pemilu 2014 ini. Bahkan Anda sendiri mungkin tidak mendapatkan alasan yang cukup untuk datang memilih. Perilaku para elit politik dan pejabat yang buruk mungkin membuat Anda kecewa dan tidak melihat ada harapan. Banyaknya partai dan caleg yang ikut, serta minimnya informasi tentang mereka yang bisa Anda dapatkan, makin membuat persoalan tambah rumit. Jika Anda kecewa, tentu merupakan hal yang wajar dan alami, bukan merupakan sesuatu yang keliru. Namun demikian, kekecewaan itu justru harus menjadi energi posisif untuk memilih secara cerdas berdasarkan hati nurani.
Janganlah cepat percaya dengan bujuk rayu partai dan para caleg dengan berbagai cara dan siasat untuk mendapatkan dukungan Anda! Tapi cermati dan telitilah komitmen dan kesungguhan mereka untuk memperjuangkan kepentingan rakyat. Dan yang penting adalah tolaklah politik uang!
Jagalah agar Pemilu 2014 ini berlangsung secara damai dan aman. Berpartisipasilah dalam semua proses secara tertib dan santun agar Pemilu dapat berjalan baik dan aman. Ikutlah terlibat dalam pengawasan Pemilu untuk mengawasi kecurangan dan manipulasi yang seringkali terjadi dalam setiap Pemilu, agar hasil Pemilu 2014 betul-betul merupakan cermin pilihan rakyat. Kami berdoa untuk Anda semua!
4. Kepada Gereja-Gereja
Kami menyerukan agar dalam menyambut Pemilu 2014, gereja-gereja melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Ajak dan doronglah warga gereja untuk menggunakan hak suaranya dalam Pemilu nanti.
b. Lakukanlah pendidikan politik kepada warga jemaat agar mereka paham tentang hak dan kewajiban mereka dalam Pemilu serta mengapa mereka harus berpartisipasi dalam Pemilu. Dalam rangka pendidikan politik ini, lakukan juga kampanye menolak politik uang dan suap dalam Pemilu.
c. Jangan jadikan gereja sebagai arena kampanye partai dan caleg. Tidak saja karena hal itu merupakan pelanggaran terhadap aturan Pemilu, melainkan karena hal itu bisa mengganggu keharmonisan kehidupan persekutuan dalam gereja. Tapi didiklah para caleg agar menjadi caleg yang bermoral baik, berkualitas, patuh aturan dan menjauhi politik uang.
d. Bersikaplah netral atau tidak memihak kepada partai atau caleg tertentu! Jika ada warga jemaat yang menjadi caleg, tetaplah perlakukan dia seperti jemaat pada umumnya. Namun, fasilitasi komunikasi dan pertemuan antara jemaat dengan semua caleg dari berbagai macam partai yang ada di jemaat Anda secara proporsional dan tidak melanggar aturan yang berlaku.
e. Lakukanlah pengawasan proses Pemilu untuk meminimalisasi pelanggaran dan manipulasi hasil Pemilu.
Pedoman Memilih dalam Pemilu 2014
Pada bagian akhir Pesan Pastoral ini, kami ingin memberikan pedoman untuk memilih kepada warga gereja yang telah memiliki hak pilih dalam Pemilu nanti. Pedoman ini berisi prinsip-prinsip moral Kristiani untuk warga gereja dalam rangka berpartisipasi dalam Pemilu 9 April 2014 nanti. Sebagai berikut;
  1. Jangan Memilih Berdasarkan Agama! Salah satu persoalan pelik bangsa kita saat ini adalah menguatnya sektarianisme dan fanatisme atas dasar agama. Politisasi agama dalam Pemilu pun sangat kental dengan nuansa tersebut. Kita tidak ingin Pemilu menjadi ajang untuk semakin melestarikan atau memperkuat sektarianisme dan fanatisme ini. Pemilu harus kita maknai sebagai momentum untuk semakin memperkuat komitmen untuk memperkokoh NKRI. Karena itu, dalam memilih berilah penilaian berdasarkan kapasitas, kualitas dan rekam jejak figur, bukan berdasarkan agama. Memilih berdasarkan agama berarti kita memberi sumbangan terhadap keruntuhan NKRI di masa depan.
  2. Jangan Pilih Partai dan Caleg yang Korupsi! Korupsi merupakan persoalan bangsa yang sangat akut. Karena itu, kita tak ingin parlemen kita nanti dihuni oleh partai dan orang-orang yang bermental korup dan tamak. Kita berharap Pemilu 2014 menjadi momentum untuk memutus mata rantai korupsi. Pemilu 2014 harus kita maknai sebagai hukuman terhadap praktek korup yang dilakukan partai dan caleg di masa lalu.
  3. Jangan Pilih Partai dan Caleg yang Melakukan Politik Uang! Salah satu persoalan Pemilu kita saat ini adalah maraknya politik uang. Sebagaimana pengalaman dalam Pemilu sebelumnya, politik uang akan makin marak di masa kampanye dan masa tenang. Politik uang adalah salah satu mata rantai korupsi. Karena itu, kita yakin bahwa partai atau caleg yang melakukan politik uang akan terlibat korupsi ketika menduduki jabatan di parlemen. Dan tentu, kita tidak ingin Pemilu 2014 menghasilkan koruptor baru.
  4. Jangan Pilih Partai dan Caleg Pelanggar Aturan! Salah satu tugas parlemen adalah membuat aturan (Undang-undang). Dan berdasarkan evaluasi terhadap kinerja legislasi parlemen menunjukkan bahwa kualitas dan kuantitas regulasi yang dihasilkan DPR cenderung rendah. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya UU yang digugat dan dikabulkan gugatannya di Mahkamah Konstitusi (MK). Faktanya bahwa dalam Pemilu banyak partai dan caleg dengan sengaja melanggar aturan kampanye. Perilaku seperti ini kita nilai kurang baik jika dihubungkan dengan tugas yang akan diemban sebagai pembuat aturan. Karena itu, kita ingin parlemen nanti akan dihuni oleh orang-orang yang bermartabat dan berintegritas.
  5. Pilihlah Partai, Baru Calegnya! Pemilu kita menggunakan sistem proporsional terbuka dengan penentuan kursi berdasarkan suara terbanyak caleg. Yang penting kita ketahui adalah dalam sistem proporsional yang menentukan adalah partai, bukan caleg. Para caleg hanyalah alat partai untuk meraup suara sebanyak mungkn demi memenangkan Pemilu. Sebab setelah terpilih semua caleg harus tunduk pada garis kebijakan perjuangan partai. Dalam konteks seperti ini, bagaimana pun baiknya dan hebatnya seorang caleg, tapi kalau dia berada di dalam partai yang tidak baik, maka perjuangannya akan sia-sia. Karena itu, dalam memilih, pilihlah lebih dulu partai, lalu tentukan calegnya.
  6. Pilihlah yang Memiliki Komitmen Memperjuangkan Kebebasan Beragama! Sebagaimana kita ketahui, persoalan kebebasan beragama beberapa tahun terakhir ini semakin memprihatinkan. Padahal kemajemukan agama adalah salah satu warisan bangsa yang sangat berharga. Dan kalau kecenderungan seperti ini terus dibiarkan, maka ini merupakan ancaman terhadap NKRI. Karena itu, kita berharap parlemen kita nanti akan diisi oleh partai dan oang-orang yang memiliki komitmen yang sungguh-sungguh dalam mempertahankan kebebasan beragama di negeri ini.
  7. Pilihlah yang Memiliki Komitmen untuk Membela Rakyat Miskin dan Tertindas! Persoalan rakyat miskin dan tertindas selalu menjadi duri dalam capaian-capaian pembangunan bangsa kita saat ini. Pasalnya, isu ini seringkali tidak menjadi pertimbangan utama dalam rangka melaksanakan pembangunan. Karena itu, secara nyata kita melihat semakin lebarnya kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin. Begitu juga, rakyat tertindas semakin sulit untuk mendapatkan keadilan. Seiring dengan itu, perhatian para elit politik terhadap orang miskin dan tertindas makin kecil dan cenderung tak tulus sebab bagian dari pencitraan. Untuk mengatasi hal itu, kita membutuhkan pemimpin yang sungguh-sungguh mau memperjuangkan kepentingan rakyat miskin dan tertindas tersebut.
  8. Pilihlah yang Memiliki Komitmen terhadap Perjuangan Perempuan! Persoalan perempuan harus terus menjadi perhatian kita. Ketertinggalan dan keterbelakangan perempuan serta akses ke ruang publik yang masih sangat terbatas membutuhkan komitmen perjuangan yang sungguh-sungguh. PGI sejak lama dan sampai saat ini punya komitmen iman untuk memperjuangankan persoalan yang dihadapi perempuan. Karena itu, agar perjuangan perempuan bisa lebih efektif, maka kita membutuhkan figur yang tidak sekadar punya komitmen, tapi juga yang memiliki pemahaman dan perspektif baik tentang kesetaraan jender, untuk duduk di parlemen.
  9. Pilihlah yang Jujur dan Santun! Dunia politik penuh dengan kebohongan dan ketidaksantunan. Para politisi kita juga mudah sekali tersulut emosi dan melakukan kebohongan dengan menebar janji-janji palsu. Karena itu, cermatilah politisi jenis ini dan jangan memilih mereka! Ke depan, kita membutuhkan politisi yang jujur dan santun dalam berkomunikasi dengan rakyat.
  10. Pilihlah yang Memiliki Komitmen memperjuangkan Pelestarian Lingkungan. Dunia yang kita diami ini kini telah terancam oleh kehancuran dalam berbagai bentuk bencana karena keserakahan manusia dan pembangunan yang tidak memperhatikan kelestarian alam. Olehnya, pilihlah partai dan caleg yang memiliki komitmen untuk memelihara kelestarian alam.
Di atas semuanya itu, kami mengajak Anda semua untuk Memilih dengan Hati Nurani! Hati nurani diyakini sebagai tempat “Roh Allah” berdiam dalam diri setiap orang. Karena itu, hati nurani tidak pernah bohong. Untuk itu, gunakan hati nurani Anda dalam menentukan pilihan nanti. Jangan terpengaruh, terlibat atau bahkan melibatkan diri dalam politik uang! Sebab itu berarti Anda menggadaikan hati nurani Anda.
Demikianlah, Saudara-saudara Umat Kristiani di Indonesia, Pesan Pastoral MPH PGI ini. Semoga membawa berkat dan kebaikan bagi bangsa ini! Amin.
Jakarta, 10 Februari 2014

Atas nama
MAJELIS PEKERJA HARIAN
PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA
Pdt. Dr. A. A.Yewangoe                       Pdt.Gomar Gultom, M.Th.
                               
                                   Ketua Umum                                         Sekretaris Umum

25 Putra dan 25 Putri Yang Lolos Seleksi Wawancara dan Psikotes Remaja Teladan 2014

Berikut ini adalah peserta tes wawancara dan psikotes Remaja Teladan 2014 yang lolos ke tahap seleksi berikutnya yang berjumlah 25 putra dan 25 putri yang akan mengikuti karantina pada kamis-minggu, 10-13 Juli 2014 di Wisma Lorenzo Lotta Pineleng, juga para peserta yang lolos seleksi ini diundang untuk hadir dalam pertemuan perdana yang akan dilaksanakan pada hari selasa, 8 Juli 2014 jam 14.30 di gedung IT Centre Manado lantai 5, untuk membicarakan hal-hal yang harus dipersiapkan oleh para peserta karantina  Remaja Teladan Sinode GMIM 2014.
NAMA JEMAAT WILAYAH
ADRIAN ROMPIS BUKIT MORIA RIKE MANADO TENGGARA
ALDO MAKAMIHAN PNIEL BAHU MANADO BARAT DAYA
ALSKIE MEMAH EBEN HAEZER TUMPAAN TUMPAAN
ANDRE FLONALDO LEGI BERHIKMAT KAROMBASAN MANADO SELATAN
BECKHAM PODUNG EKLESIA TATELU TALELU
CALVIN KEPPEL DIASPORA WATUTUMOU III KALAWAT I
CHRYSOSTOMUS Y. OMPI WALETA PINELENG PINELENG
FABIAN BILL WENUR SYALOM TUMATANGTANG TOMOHON 3
FABIO TAMBOTO IMANUEL MAUMBI KALAWAT I
GIDEON CARLOS PAAT PNIEL KAYAWU KAKASKASEN
GIOVANNI PAOLO LENGKEY GETSEMANI SAKOBAR MANADO SARIO
GRADEO RORI PNIEL BAHU MANADO BARAT DAYA
GREGGY TUERAH BAITANI PASLATEN MINAWEROT
HEAVENLY GABRIEL KINDANGEN GALILEA TELING MANADO TELING
JOSHUA KALEMPOUW KINAMANG KAIRAGI II MANADO TIMUR III
JOSHUA PONGOH BAIT LAHIM TALETE I TOMOHON 2
NATHANAEL KALENDESANG YARDEN DENDENGAN DALAM MANADO TIMUR VI
PEDRO TIMOTHY SENDOH SOLAGRATIA TIKALA MANADO TIMUR I
RANDY DAME SAPTAMARGA SOLAFIDE PERKAMIL MANADO TIMUR V
RENALDIE KYFEN KAPOYOS BAIT-EL KAKASKASEN KAKASKASEN
RENDY G. UMBOH ZAITUN KAROWERU MANADO SELATAN
RIFO E. MONGI BUKIT KARMEL BATU KOTA MANADO BARAT DAYA
SEFREN G. TUMILAAR MUSAFIR TEMPANG LANGOWAN II
VALENTINO J. MATALIP SION PERAK SORONG MANADO TENGGARA
WARANEY TOAD IMANUEL TALAWAAN  MAPANGET II
ALFIONITA E. ARYANTO PNIEL KAYAWU KAKASKASEN
ANDITA WATUNG BUKIT ZAITUN SEA  PINELENG
ANGEL GRACIA MASENGI KARMEL MAHAKERET BARAT MANADO SENTRUM
APRILIA E. J. TUDA GETSEMANI SAKOBAR MANADO SARIO
CHRISTINA LENGKONG ELIM PINARAS TOMOHON 3
CHRISTINE A. K. SUHERMAN PINAESAAAN GPI MAPANGET 3
CHRISTINE MANDAGI DIASPORA WATUTUMOU III KALAWAT I
GABRIEL S. H. TUILAN SENTRUM MANADO MANADO SENTRUM
GABY CHRISTINA RAWUNG GETSEMANI SAKOBAR MANADO SELATAN
IMANUELA WOKAS IMANUEL SENDANGAN SONDER
JESICA L. TOMBUKU SION RANOWANGKO TONDANO I
LIQUICA L. SILUANUS BAITANI TOULIMEMBET KAKAS
MEGUMI NAJOAN NAFIRI MALALAYANG MANADO MALALAYANG
MONICA DEBORA PANGEMANAN SOLAGRATIA TIKALA MANADO TIMUR I
OCTAPINDY THALIA SUPIT EBEN HAEZAR TATELU TATELU
OLIVIA WUWUNGAN SENTRUM WARUKAPAS TATELU
PATRICIA G. TUWO BETHESDA RANOTANA MANADO SELATAN
PUTRI D. G. PONTOH GETSEMANI SUMOMPO MANADO UTARA II
RACHEL KUMENDONG ZAITUN MAHAKERET MANADO SENTRUM
SELLY SUMARAUW IMANUEL BAHU MANADO BARAT DAYA
SHANIA K. KAINDA YOBEL ULUINDANO TOMOHON 3
SHINTIA WALANDA BUKIT KARMEL AIRMADIDI 2
STACY ENGELIN BAGUNA GETSEMANI SAKOBAR MANADO SELATAN
VANESSA MONINTJA SION TELING MANADO TELING
YURIKE N. KAUNANG MARANATHA KAKASKASEN KAKASKASEN

Hasil Tahapan Wawancara dan Psikotes Remaja Teladan Sinode GMIM 2014

Puji Syukur kepada Tuhan tahapan seleksi wawancara dan psikotes Remaja Teladan Sinode GMIM tahun 2014  boleh berakhir dengan segala baik. Seleksi yang dilaksanakan di GMIM Jemaat Imanuel Talawaan diawali dengan ibadah buka yang juga bersamaan dengan ibadah minggu pagi pukul 09.30 yang dipimpin langsung oleh Ketua Komisi Pelayanan Remaja Sinode GMIM Pnt. Moody Rondonuwu. Pada tahapan ini, jumlah peserta yang hadir berjumlah 89 orang yang mengikuti tes wawancara dan psikotes. Adapun juri dalam tes wawancara ini adalah Pnt. Meksi Sahensolar, S.Pi, Pnt. Iwan Frederik, SE, Magdalena Wulur, S.Pd, Pnt. Marthen Tombeg, M.Th, Pdt. Dan Sompe, S.Th, Bpk. Lengkana, S.Psi dan Ruddy Ratag. Dari tahapan seleksi ini mendapatkan peserta untuk seleksi selanjutnya yang berjumlah 25 orang putra dan 25 orang putri. Berikut ini adalah hasil nilai dari seluruh peserta yang mengikuti tahapan ini.
Nomor Peserta  Nilai 
RT-A-001     74.76
RT-A-006     76.29
RT-A-007     79.26
RT-A-010     80.56
RT-A-012     77.43
RT-A-017     76.00
RT-A-018     77.36
RT-A-026     76.66
RT-A-027     76.57
RT-A-028     76.80
RT-A-053     77.20
RT-A-057     76.56
RT-A-059     78.46
RT-A-063     79.52
RT-A-064     78.63
RT-A-065     76.70
RT-A-068     78.03
RT-A-074     74.37
RT-A-077     78.83
RT-A-079     75.67
RT-A-080     78.13
RT-A-082     76.92
RT-A-096     74.43
RT-A-107     76.63
RT-A-109     77.63
RT-A-113     79.43
RT-A-116     77.30
RT-A-120     74.90
RT-A-121     76.80
RT-A-141     77.23
RT-A-142     76.29
RT-A-152     76.30
RT-A-158     77.80
RT-A-160     76.66
RT-A-161     76.56
RT-A-169     80.53
RT-A-170     75.70
RT-A-176     75.76
RT-A-178     79.36
RT-A-185     77.90
RT-A-187     75.96
RT-A-196     78.63
RT-A-197     79.83
RT-A-198     77.03
RT-A-200     78.36
RT-A-201     78.63
RT-A-206     77.86
RT-A-212     77.56
RT-A-222     77.86
RT-A-230     78.50
RT-B-006     77.06
RT-B-016     79.43
RT-B-024     75.73
RT-B-033     78.26
RT-B-062     77.60
RT-B-064     76.96
RT-B-067     81.73
RT-B-072     79.60
RT-B-087     78.66
RT-B-089     78.40
RT-B-095     76.53
RT-C-010     78.26
RT-C-013     80.60
RT-C-014     76.92
RT-C-015     77.06
RT-C-029     76.76
RT-C-056     75.93
RT-C-058     78.43
RT-C-064     79.69
RT-C-075     74.63
RT-C-077     78.43
RT-C-091     77.73
RT-C-092     79.13
RT-C-095     77.69
RT-C-101     71.46
RT-C-102     80.00
RT-D-001     76.66
RT-D-012     75.39
RT-D-020     78.59
RT-D-024     78.06
RT-D-028     75.80
RT-D-032     76.03
RT-D-041     75.46
RT-D-051     75.90
RT-D-053     76.86
RT-D-057     75.36
RT-E-004     75.73
RT-E-033     73.43
RT-E-040     77.23