TEMA BULANAN : “Berdemokrasi Dalam Ekonomi Yang Berkeadilan”
TEMA MINGGUAN : “Kemerdekaan Ekonomi merupakan Anugerah Allah”
Bahan Alkitab: Ulangan 8:11-18; Lukas 5:5-6
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Kemakmuran/kesejahteraan
hidup pasti menjadi dambaan banyak orang. Untuk mencapainya maka kerja
keras sebagai bagian dari usaha manusia menjadi sesuatu yang mutlak
dilakukan. Namun, dengan memahami bahwa usaha manusia sebagai sesuatu
yang mutlak, adakah peran Allah dalam proses hadirnya
kemakmuran/kesejahteraan tersebut? Perlukah manusia bersyukur untuk
segala yang diraih dalam hidupnya?
Kenyataan
dewasa ini memperlihatkan bahwa ada orang yang demi meraih kekayaan
melakukan hal-hal yang bertentangan dengan firman Tuhan, misalnya
tindakan kejahatan seperti pencurian, perampokan, korupsi, penipuan,
pelacuran, perjudian, dll. Ada juga yang ketika meraih kekayaan dan
kemakmuran melupakan Tuhan yang memberi kesempatan, hikmat, dan kekuatan
untuk meraih semua itu, sehingga pemberian diri dalam pelayanan,
persembahan syukur, dan diakonia dianggap sebagai beban.
Tema minggu ini “Kemerdekaan Ekonomi Merupakan Anugerah Allah”
diangkat untuk memberikan penegasan teologis berdasarkan bacaan Alkitab
tentang keterlibatan Tuhan dalam kesuksesan kerja dan usaha manusia.
Sehingga orang percaya akan mampu menjadikan ketaatan pada firman dan
ucapan syukur sebagai tindakan iman dalam memaknai hidup, termasuk
memaknai kemerdekaan bangsa dan Negara Indonesia.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Setelah
menjalani perjalanan panjang di padang gurun, umat Israel akan memasuki
dan menduduki tanah Kanaan; sebagai tanah yang dijanjikan Allah. Untuk
membekali mereka, maka sebagai pemimpin umat, Musa menyampaikan pidato
perpisahan yang berisi berbagai peringatan bagi umat Israel, termasuk
dalam Ulangan 8:11-18.
Berdasarkan
janji Allah dalam panggilan terhadap nenek moyang umat Israel (bnd. Kej
12:1-3), Musa meyakini bahwa di masa depan ketika umat menetap di tanah
perjanjian, kemakmuran adalah suatu realitas yang pasti akan teralami.
Di
negeri yang subur dan kaya itu, umat Tuhan akan mendapat kemerdekaan
(kebebasan) untuk mengembangkan hidup perekonomian. Hidup mereka akan
berkecukupan, bahkan berkelimpahan. Akan ada kelimpahan makanan sehingga
mereka akan makan dan kenyang. Mereka akan bisa mendirikan rumah-rumah
yang baik serta mendiami-nya. Usaha akan sukses sehingga kekayaan dalam
hal ternak (lembu sapi dan kambing domba), emas perak, dan segala
sesuatu yang ada pada mereka akan bertambah banyak.
Namun, Musa mengingatkan mereka bahwa kemakmuran bisa menghadirkan godaan iman. Kemakmuran ada bahayanya, yakni: pertama,
membuat mereka tinggi hati sehingga melupakan kebaikan Tuhan di masa
lalu yang membimbing mereka kepada kesempatan/peluang menikmati
kemakmuran (Ayat 14-16). Bahaya kedua yakni keangkuhan atau kebanggaan
diri yang berlebihan, yang membuat mereka tidak mengakui keterlibatan
Allah dalam sukses yang diraih(ay.17-18)
Umat
Tuhan diingatkan bahwa kemakmuran yang akan dinikmati adalah bagian
dari anugerah Allah. Kesempatan untuk mengembangkan kehidupan
perekonomian di negeri yang baru tak dapat dilepaskan dari tindakan
Allah yang memerdekakan mereka dari penjajahan/perbudakan di negeri
Mesir. Tuhan Allah juga yang menuntun mereka melalui padang gurun yang
besar dan dahsyat, melindungi dari segala bahaya dan memelihara dalam
berbagai kesulitan dengan keajaiban perbuatanNya. Dia memberikan mereka
negeri baru, yang kaya dan subur, untuk ditempati dan diusahakan. Juga
memberikan mereka kemampuan untuk bekerja dan meraih sukses “… Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan(ay.18).”
Karena
itu mengantisipasi realitas masa depan tersebut, Musa mengingatkan
mereka untuk berhati-hati agar tidak melupakan Tuhan, sebaliknya tetap
menjaga iman mereka, sebagai umat yang taat dan setia berpegang pada
perintah, peraturan, dan ketetapan Tuhan.
Lukas
5:5-6 menceritakan bahwa keberhasilan Simon dan teman-temannya
menangkap sejumlah besar ikan, bukan semata karena kerja keras yang
memanfaatkan waktu dan memberdayakan segenap kekuatan, kecakapan, dan
pengetahuan, tetapi sebagai anugerah yang diperoleh dalam kerja keras
mereka; buah dari ketaatan melakukan perintah Yesus. Sebab sebelum
keberhasilan itu diraih, Simon mengatakan bahwa sepanjang malam (sebagai
waktu yang sangat tepat untuk meraih keberhasilan menangkap ikan)
mereka telah bekerja keras/sungguh-sungguh dengan segenap kemampuan,
pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki untuk menangkap ikan tapi
mereka gagal.
Di
tengah kekecewaan dan keputusasaan karena kerja yang tidak mendapatkan
hasil, Yesus hadir dan memberikan perintah untuk bekerja lagi justru di
waktu yang kurang tepat, yakni di siang hari (ay.4). Ternyata Simon mau
mendengar perintah Yesus dan melakukannya bersama dengan teman-temannya.
Maka keberhasilanpun mereka raih (ay.5-6). Keberhasilan dalam usaha
justru diraih ketika Yesus hadir bersama mereka, hadir dalam kerja
mereka, dan memberikan perintah/petunjuk, serta ada kesediaan untuk
bekerja keras melakukan apa yang diperintahkan oleh Yesus.
Makna dan Implikasi Firman
Kekayaan
dan kemakmuran/kesejahteraan adalah anugerah Tuhan, yang
diberikankepada negeri Indonesia. Berbagai sumber daya alam yang kaya
dan melimpah dianugerahkan-Nya sebagai modal untuk meraih hidup yang
sejahtera.
Segala
berkat Tuhan ini harus diolah dan dimanfaatkan secara adil dan
demokrasi di dalam takut akan Tuhan. Apapun usaha manusia untuk meraih
jika mencarinya diluar Tuhan pasti akan menemui kegagalan. Untuk itu,
apapun profesi kerja dan jenis usaha kita, libatkan Tuhan, andalkan
kuasaNya dan lakukan semuanya di dalam takut akan Tuhan. Ketaatan pada
Firman akan memberi kesuksesan.
Ketika
Tuhan berkenan memberikan berkat, berhati-hatilah. Jangan sampai kita
jatuh pada dosa kesombongan, yang merasa bahwa semua pencapaian itu
karena kekuatan dan kehebatan diri sendiri, sehingga melupakan Tuhan
yang memberi kesempatan dan kekuatan untuk meraih semuanya. Tidak
sedikit orang percaya, yang mencari Tuhan hanya ketika memulaikan
usaha/kerja, menghadapi kesulitan, dll. Tetapi ketika mendapatkan
pertolongan, kesuksesan dan kekayaan akhirnya melupakan Tuhan.
Ada juga yang sukses meraih kekayaan, tetapi salah memanfaatkannya,
sebab dihabiskan untuk pesta pora, judi, miras, perselingkuhan, pamer
gengsi, dll, sementara itu, persembahan syukur dianggap sebagai suatu
beban dan diakonia dianggap bukan tanggung jawabnya. Ingatlah bahwa
hidup adalah anugerah dan mengucap syukur adalah suatu keharusan.
Kemerdekaan
Indonesia adalah anugerah Tuhan bagi segenap warga Indonesia, yang
harus selalu diingat dan disyukuri. Negeri yang merdeka ini
dianugerahkan Tuhan dengan kepelbagaian budaya, agama, bahasa, dan
sebagainya. Di alam kemerdekaan ini semua warga mendapat kesempatan yang
sama untuk melakukan usaha-usaha yang mendatangkan kesejahteraan
pribadi dan keluarga. Ini harus dimanfaatkan secara bijaksana dan
bertanggungjawab, sambil menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan
keadilan, sehingga kesejahteraan kita tidak akan mengorbankan
kesejahteraan orang lain dan tidak akan menghilangkan identitas
Kristiani kita.
PERTANYAAN DISKUSI
1. Apa yang saudara pahami tentang keberhasilan dan kemakmuran menurut Ulangan 8 :11-18 & Lukas 5:5-6 ?
2. Apakah kekayaan yang di berikan Tuhan bagi negeri Indonesia ini telah dinikmati secara adil dan demokratis? Jelaskan!
3.
Apa yang dapat kita lakukan dalam hidup bergereja dan bermasyarakat
sebagai wujud syukur atas anugerah Allah yang diberikan bagi kita!
NAS PEMBIMBING : Mazmur 103:2
POKOK-POKOK DOA
- Usaha-usaha yang dilakukan untuk peningkatan kesejahteraan hidup pribadi dan keluarga, supaya dilakukan dalam kejujuran, kebenaran, dan takut akan Tuhan
- Pemerintah dan segenap warga Negara Indonesia dalam mengisi alam kemerdekaan di usia 69 tahun ini demi terwujudnya kehidupan yang adil, makmur, dan sejahtera
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK III
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Nyanyian Masuk : KJ No 337: 1-3
Ses Nas Pembimbing : KJ No. 293
Ses.Peng Dosa & Pemb Anugerah Allah: NNBT No 9 : 1&2
Seb.Pembacaan Alkitab: KJ No 50a : 1
Ses Pengakuan Iman : KJ No 246
Persembahan : NKB No. 133
Nyanyian Penutup : KJ No. 336
ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.
0 komentar:
Posting Komentar