Jumat, 15 Agustus 2014

MTPJ 17 - 23 Agustus 2014

TEMA BULANAN : “Berdemokrasi Dalam Ekonomi Yang Berkeadilan”
TEMA MINGGUAN : “Kemerdekaan Ekonomi merupakan Anugerah Allah”
Bahan Alkitab: Ulangan 8:11-18; Lukas 5:5-6
 

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Kemakmuran/kesejahteraan hidup pasti menjadi dambaan banyak orang. Untuk mencapainya maka kerja keras sebagai bagian dari usaha manusia menjadi sesuatu yang mutlak dilakukan. Namun, dengan memahami bahwa usaha manusia sebagai sesuatu yang mutlak, adakah peran Allah  dalam proses hadirnya kemakmuran/kesejahteraan tersebut? Perlukah manusia bersyukur untuk segala yang diraih dalam hidupnya?
Kenyataan dewasa ini memperlihatkan bahwa ada orang yang demi meraih kekayaan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan firman Tuhan, misalnya tindakan kejahatan seperti pencurian, perampokan, korupsi, penipuan, pelacuran, perjudian, dll. Ada juga yang ketika meraih kekayaan dan kemakmuran melupakan Tuhan yang memberi kesempatan, hikmat, dan kekuatan untuk meraih semua itu, sehingga pemberian diri dalam pelayanan, persembahan syukur, dan diakonia dianggap sebagai beban.
Tema minggu ini “Kemerdekaan Ekonomi Merupakan Anugerah Allah” diangkat untuk memberikan penegasan teologis berdasarkan bacaan Alkitab tentang keterlibatan Tuhan dalam kesuksesan kerja dan usaha manusia. Sehingga orang percaya akan mampu menjadikan ketaatan pada firman dan ucapan syukur sebagai tindakan iman dalam memaknai hidup, termasuk memaknai kemerdekaan bangsa dan Negara Indonesia.
 
PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Setelah menjalani perjalanan panjang di padang gurun, umat Israel akan memasuki dan menduduki tanah Kanaan; sebagai tanah yang dijanjikan Allah. Untuk membekali mereka, maka sebagai pemimpin umat, Musa menyampaikan  pidato perpisahan yang berisi berbagai peringatan bagi umat Israel, termasuk dalam Ulangan 8:11-18.
Berdasarkan janji Allah dalam panggilan terhadap nenek moyang umat Israel (bnd. Kej 12:1-3), Musa meyakini bahwa di masa depan ketika umat menetap di tanah perjanjian, kemakmuran adalah suatu realitas yang pasti akan teralami.
Di negeri yang subur dan kaya itu, umat Tuhan akan mendapat kemerdekaan (kebebasan) untuk mengembangkan hidup perekonomian. Hidup mereka akan berkecukupan, bahkan berkelimpahan. Akan ada kelimpahan makanan sehingga mereka akan makan dan kenyang. Mereka akan bisa mendirikan rumah-rumah yang baik  serta mendiami-nya. Usaha akan sukses sehingga kekayaan dalam hal ternak (lembu sapi dan kambing domba), emas perak, dan segala sesuatu yang ada pada mereka akan bertambah banyak.
Namun, Musa mengingatkan mereka bahwa kemakmuran bisa menghadirkan godaan iman. Kemakmuran ada bahayanya, yakni: pertama, membuat mereka tinggi hati sehingga melupakan kebaikan Tuhan di masa lalu yang membimbing mereka kepada kesempatan/peluang menikmati kemakmuran (Ayat 14-16). Bahaya kedua yakni keangkuhan atau kebanggaan diri yang berlebihan, yang membuat mereka tidak mengakui keterlibatan Allah dalam sukses yang diraih(ay.17-18)
Umat Tuhan diingatkan bahwa kemakmuran yang akan dinikmati adalah bagian dari anugerah Allah. Kesempatan untuk mengembangkan kehidupan perekonomian di negeri yang baru tak dapat dilepaskan dari tindakan Allah yang memerdekakan mereka dari penjajahan/perbudakan di negeri Mesir. Tuhan Allah juga yang menuntun mereka melalui padang gurun yang besar dan dahsyat, melindungi dari segala bahaya dan memelihara dalam berbagai kesulitan dengan keajaiban perbuatanNya. Dia memberikan mereka negeri baru, yang kaya dan subur, untuk ditempati dan diusahakan. Juga memberikan mereka kemampuan untuk bekerja dan meraih sukses “… Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan(ay.18).”
Karena itu mengantisipasi realitas masa depan tersebut, Musa mengingatkan mereka untuk berhati-hati agar tidak melupakan Tuhan, sebaliknya tetap menjaga iman mereka, sebagai umat yang taat dan setia berpegang pada perintah, peraturan, dan ketetapan Tuhan.
Lukas 5:5-6 menceritakan bahwa keberhasilan Simon dan teman-temannya menangkap sejumlah besar ikan, bukan semata karena kerja keras yang memanfaatkan waktu dan memberdayakan segenap kekuatan, kecakapan, dan pengetahuan, tetapi sebagai anugerah yang diperoleh dalam kerja keras mereka; buah dari ketaatan melakukan perintah Yesus. Sebab sebelum keberhasilan itu diraih, Simon mengatakan bahwa sepanjang malam (sebagai waktu yang sangat tepat untuk meraih keberhasilan menangkap ikan) mereka telah bekerja keras/sungguh-sungguh dengan segenap kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman  yang dimiliki untuk menangkap ikan tapi mereka gagal.
Di tengah kekecewaan dan keputusasaan karena kerja yang tidak mendapatkan hasil, Yesus hadir dan memberikan perintah untuk bekerja lagi justru di waktu yang kurang tepat, yakni di siang hari (ay.4). Ternyata Simon mau mendengar perintah Yesus dan melakukannya bersama dengan teman-temannya. Maka keberhasilanpun mereka raih (ay.5-6). Keberhasilan dalam usaha justru diraih ketika Yesus hadir bersama mereka, hadir dalam kerja mereka, dan  memberikan perintah/petunjuk, serta ada kesediaan untuk bekerja keras melakukan apa yang diperintahkan oleh Yesus.
 

Makna dan Implikasi Firman

Kekayaan dan kemakmuran/kesejahteraan adalah anugerah Tuhan, yang diberikankepada negeri Indonesia. Berbagai sumber daya alam yang kaya dan melimpah dianugerahkan-Nya sebagai modal untuk meraih hidup yang sejahtera.
Segala berkat Tuhan ini harus diolah dan dimanfaatkan secara adil dan demokrasi di dalam takut akan Tuhan. Apapun usaha manusia untuk meraih jika mencarinya diluar Tuhan pasti akan menemui kegagalan. Untuk itu,  apapun profesi kerja dan jenis usaha kita, libatkan Tuhan, andalkan kuasaNya dan lakukan semuanya di dalam takut akan Tuhan. Ketaatan pada Firman akan memberi kesuksesan.
Ketika Tuhan berkenan memberikan berkat, berhati-hatilah. Jangan sampai kita jatuh pada dosa kesombongan, yang merasa bahwa semua pencapaian itu karena kekuatan dan kehebatan diri sendiri, sehingga melupakan Tuhan yang memberi kesempatan dan kekuatan untuk meraih semuanya. Tidak sedikit orang percaya, yang mencari Tuhan hanya ketika memulaikan usaha/kerja, menghadapi kesulitan, dll. Tetapi ketika mendapatkan pertolongan, kesuksesan dan kekayaan akhirnya melupakan Tuhan.
        Ada juga yang sukses meraih kekayaan, tetapi salah memanfaatkannya, sebab  dihabiskan untuk pesta pora, judi, miras, perselingkuhan, pamer gengsi, dll, sementara itu, persembahan syukur dianggap sebagai suatu beban dan diakonia dianggap bukan tanggung jawabnya. Ingatlah bahwa hidup adalah anugerah dan mengucap syukur adalah suatu keharusan.
Kemerdekaan Indonesia adalah anugerah Tuhan bagi segenap warga Indonesia, yang harus selalu diingat dan disyukuri. Negeri yang merdeka ini dianugerahkan Tuhan dengan kepelbagaian budaya, agama, bahasa,  dan sebagainya. Di alam kemerdekaan ini semua warga mendapat kesempatan yang sama untuk melakukan usaha-usaha yang mendatangkan kesejahteraan pribadi dan keluarga. Ini harus dimanfaatkan secara bijaksana dan bertanggungjawab, sambil menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan keadilan, sehingga kesejahteraan kita tidak akan mengorbankan kesejahteraan orang lain dan tidak akan menghilangkan identitas Kristiani kita.
 
PERTANYAAN DISKUSI
1.  Apa  yang saudara pahami  tentang  keberhasilan  dan  kemakmuran  menurut  Ulangan 8 :11-18 & Lukas 5:5-6 ?
2. Apakah kekayaan yang di berikan Tuhan bagi negeri Indonesia ini telah dinikmati secara adil dan demokratis? Jelaskan!
3. Apa yang dapat kita lakukan dalam hidup bergereja dan bermasyarakat sebagai  wujud syukur atas anugerah Allah yang diberikan bagi kita!
 
NAS PEMBIMBING : Mazmur 103:2
 
POKOK-POKOK DOA
  • Usaha-usaha yang dilakukan untuk peningkatan kesejahteraan hidup pribadi dan keluarga, supaya dilakukan dalam kejujuran, kebenaran, dan takut akan Tuhan
  • Pemerintah dan segenap warga Negara Indonesia dalam mengisi alam kemerdekaan di usia 69 tahun ini demi terwujudnya kehidupan yang adil, makmur, dan sejahtera
 
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK III
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Nyanyian Masuk : KJ No 337: 1-3
Ses Nas Pembimbing : KJ No. 293
Ses.Peng Dosa & Pemb Anugerah Allah: NNBT No 9 : 1&2
Seb.Pembacaan Alkitab: KJ No 50a : 1
Ses Pengakuan Iman : KJ No 246
Persembahan : NKB No. 133
Nyanyian Penutup : KJ No. 336
 
ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.

0 komentar:

Posting Komentar