Sabtu, 09 Agustus 2014

Moody: Kurangnya Perhatian Orangtua Penyebab Utama Kenakalan Remaja

Penanganan persoalan remaja dewasa ini harus ditangani terpadu oleh semua pihak terkait. Hal ini diutarakan Ketua Komisi Remaja Sinode (KPRS) GMIM, Pnt Moody Rondonuwu.
Menurut dia, akhir-akhir ini, tindak kenakalan remaja akhir-akhir ini seperti tawuran, minuman keras, penyalahgunaan narkoba, HIV/AIDS dan seks bebas makin tinggi. Menurut Moody, penanganan persoalan ini perlu melihat latar belakang persoalan, kenapa sampai remaja terjerumus dalam aksi perilaku yang tak seharusnya mereka lakukan. "Kita telusuri dulu apa penyebabnya," jelasnya, Kamis (17/7).
Kompleksnya persoalan kenakalan remaja, sehingga penanganannya butuh kerjasama semua pihak. Mulai dari orang tua, pembina remaja, pihak sekolah, pemerintah, rohaniwan, tokoh agama, penegak hukum, tokoh masyarakat hingga pemerhati remaja.  "Persoalan remaja jangan dilihat dan ditangani secara parsial melainkan harus terpadu dan saling melengkapi," jelasnya.
Namun, hemat dia, kunci utama pembinaan remaja ada di keluarga dan lingkungan pendidikan. "
"Menurut amatan kami, penyebab utama kenakalan remaja dimulai dari kurangnya perhatian, kasih sayang orangtua terhadap pembinaan anak dan kurangnya pengawasan," jelasnya.
Akibat orangtua mengabaikan pembinaan, maka remaja mencari sendiri kasih saya dan bentuk pelarian lainnya di luar rumah. Pada akhirnya mereka terpengaruh lingkungan luar yang kurang baik.
Usia remaja adalah fase emas sekaligus rentan krises. Mereka butuh perhatian ekstra, pengakuan untuk mencari jati diri. Karena itu, sekolah dan guru harus memberi akses seluas-luasnya, dana dan fasilitas pendukung terhadap pendidikan dan perkembangan remaja sehingga mereka bisa punya kesempatan mengekspresikan kreatifitas, daya kritis dan inovasinya secara komunal (bersama-sama).
Lanjut dia, persoalan terjadi mana kala taman-taman, fasilitas olahraga, bermain di perkotaan kian terbatas karena masifnya pembangunan. Jalan raya menjadi sarana terakhir tempat  alternatif remaja brmain yang sangat rawan kecelakaan dan konflik.
"Tokoh agama, rohaniwan termasuk pembina remaja lintas agama wajib memberi keteladanan moral, akhlak secara kontinyu. Bila memang sudah mengarah ke tindak pelanggaran hukum, aparat wajib memberi tindakan sesuai hukum agar memberi efek jera," jelasnnya seraya menegaskan, jika hal ini dilakukan berkesinambungan, niscaya tindak kenakalan remaja bisa dieliminir. (Moody R - TribunNews)
Sumber : www.remajagmim.org

0 komentar:

Posting Komentar